Apa itu desa wisata? Apa pengertian, definisi, kriteria, syarat, dan contohnya? Sebuah istilah yang semakin sering terdengar akhir-akhir ini. Terutama sejak ada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) beberapa tahun ini.
Desa wisata adalah desa yang memiliki keunikan daya tarik yang diberdayakan dan dikembangkan sebagai produk wisata. Didukung oleh atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung. Disuguhkan dalam struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Di dalamnya bisa ada wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, dan lainnya.
Baca juga:
* Istilah-istilah dalam Pariwisata yang Perlu Anda Ketahui
Apa Perbedaan Desa Wisata dan Wisata Desa?
Apa itu desa wisata dan apa itu wisata desa?
Singkatnya, desa wisata adalah berupa destinasi sedangkan wisata di desa adalah aktivitasnya.
Contoh Desa Wisata
Anda bisa mengambil contoh beberapa desa ini.
- Desa Wisata Cibuntu
- Desa Wisata Candirejo
- Desa Wisata Nglanggeran
- Desa Wisata Pentingsari
- Desa Wisata Pujon Kidul
- Desa Wisata Penglipuran
- Desa Wisata Pemuteran
- Desa Wisata Saba Budaya Baduy
- Desa Wisata Buwun Sejati
- Desa Wisata Undisan, Kabupaten Bangli.
- Desa Wisata Sudaji, Kabupaten Buleleng
- Desa Wisata Tepus
- Desa Wisata Pecinan Glodok Jakarta Barat
- Desa Wisata Pulau Pahawang
- dan lainnya
Baca juga:
* Tur Desa Wisata Harapan Jaya, Pesawaran
Kriteria / Syarat Desa Wisata
Apa saja syarat, ukuran atau kriteria, yang dibutuhkan sehingga sebuah desa bisa menjadi desa wisata?
- Mempunyai objek wisata menarik, bisa berupa seni budaya, alam, kuliner lokal, dan sebagainya.
- Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi dengan berbagai alat transportasi.
- Masyarakat dan aparat desanya telah ‘sadar wisata’. Mendukung desa wisatanya dan menyambut dengan layak wisatawan yang datang.
- Keamanan desa terjamin.
- Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang layak.
- Terhubung dengan objek wisata lain yang sudah dikenal.
Komponen Utama
Dari beberapa ukuran di atas, ada 2 (dua) komponen yang wajib dimiliki. Yaitu;
✓ Akomodasi: rumah warga dan atau unit-unit yang dikembangkan bedasar konsep tempat tinggal warga.
✓ Atraksi: seluruh kehidupan sehari-hari warga dengan pengaturan fisik lokasi desa yang memungkinkan terintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif. Bisa berupa kursus tari, kursus bahasa, kursus bertani, dan lain-lain yang spesifik.
Tujuan
Keberadaan desa wisata memiliki tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, mengatasi pengangguran, menghapus kemiskinan, serta melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, dan juga memajukan kebudayaan.
Tipe Desa Wisata
Desa wisata bisa dibagi menjadi 2 bentuk, berdasar pola, proses dan tipe pengelolanya.
⤿ Tipe Terstruktur (enclave)
Tipe desawisata ini ditandai dengan beberapa karakter sebagai berikut:
- Lahan terbatas (tidak terlalu besar) dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Karena citra yang ditumbuhkannya, tipe ini bisa menembus pasar internasional.
- Lokasi pada umumnya terpisah dari warga lokal. Sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya bisa diawasi. Sehingga pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan bisa dideteksi sedari dini.
⤿ Tipe Terbuka (spontaneus)
Tipe ini bisa dilihat dengan menyatunya kawasan dengan struktur kehidupan desa, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal.
Distribusi pendapatan yang diperoleh dari kedatangan wisatawan bisa dinikmati langsung oleh warga lokal.
Namun tipe ini biasanya bisa memiliki dampak negatif bagi warga lokal, sehingga sulit dikendalikan.
Baca juga:
* Trekking Air Terjun Way Kalam
Tahapan / Langkah-langkah Merintis atau Mengembangkan Desa Wisata
Masyarakat desa sangat berperan penting dalam mengembangkan desa wisata. Dengan kata lain, warga desa adalah penggerak utamanya.
Karena warga lokal tersebut sangat melekat dengan berbagai sumber daya dan keunikan desa. Namun sering terjadi partisipasi masyarakat justru terabaikan dan hanya menjadi penonton saja.
Berikut ini beberapa langkah bagi warga desa untuk mengembangkan wisata di desanya.
1. Komitmen Bersama
Perlu diingat, pengembangan desa wisata jangan berdasar keingian pribadi atau kelompok tertentu saja. Misal karena akan ada hibah atau bantuan dari investor, pemerintah, atau lembaga lainnya.
Perlu komitmen bersama dari masyarakat desa, baik itu pemerintah desa maupun komunitas desa.
2. Memetakan Potensi dan Permasalahan Wilayah secara Partisipatif
Dalam memetakan potensi wisata di desa bisa dengan rembug warga. Diikuti berbagai kalangan, baik itu kelompok petani, kelompok pemuda, kelompok perempuan, perangkat desa, dan lainnya.
Bersama-sama memetakan potensi budaya, sejarah, dan alam. Termasuk tradisi, legenda, dongeng, cerita, filosofi, kuliner khas, dan sebagainya.
3. Membentuk Kelembagaan
Langkah ketiga yang bisa dilakukan adalah dengan membentuk kelembagaan desa wisata.
Proses pembentukan kelembagaan pun harus melalui proses rembug warga. Dengan mempertimbangkan aspek kepemimpinan.
Kelembagaan bisa berupa Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), koperasi, dan lainnya.
4. Menyusun Visi, Misi, Rencana Kerja, dan Regulasi
Agar desa wisata bisa berkembang, kelembagaan desa wisata perlu menyusun visi misi, rencana kerja, dan regulasi.
Regulasi bisa berupa AD/ART, SOP kegiatan, atau peraturan desa.
5. Konsultasi dan Peningkatan Kapasitas SDM Desa Wisata
Untuk mengembangkan wisata di desanya bisa lebih maju sangat memerlukan berbagai ilmu. Sehingga perlu melibatkan para profesional untuk memberikan pendampingan, pelatihan.
Atau bisa juga dengan melakukan studi banding ke desa lain. Untuk mempelajari inovasi-inovasi yang dilakukan oleh masyarakat lokal.
6. Penyediaan Fasilitas Umum
Selain memetakan berbagai daya tarik, perlu juga untuk memetakan dan identifikasi berbagai fasilitas pendukung.
Dengan mempertimbangkan skala prioritas disesuaikan dengan kemampuan masyarakat pengelolanya dan kemampuan finansial.
7. Menentukan Keunikan dan Branding (Identitas)
Berbagai daerah rajin mengembangkan desa wisata belakangan ini. Terutama dengan adanya gelaran Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Banyak desa yang ikut mendaftarkan desanya untuk berlomba agar bisa masuk dalam 300 / 100/ 50 besar desa wisata terbaik Indonesia.
Namun tidak dipungkiri bahwa, banyak desa yang tidak mengangkat nilai-nilai keunikannya. Hanya menduplikasi atraksi dari desa lain.
Jika satu desa sudah mengangkat keunikan daya tariknya, selanjutnya harus bisa mengelola image dan reputasinya.
Yaitu dengan cara memenuhi janji-janji (trust) agar wisatawan bisa puas saat berkunjung. Jadi,
branding di sini bukan hanya sekadar logo, slogan, maupun tagline.
Dengan janji-jani yang ditepati, branding desa wisata menjadi reputasi yang akan dikenang oleh wisatawan yang berkunjung.
8. Menyusun Paket Wisata
Lembaga wisata desa perlu menyusun dan menyediakan paket wisata di desanya.
Pertimbangkan jarak, waktu tempuh, jumlah peserta, jumlah pemandu, daya tampung lingkungan, dan durasi aktivitas.
9. Pemasaran dan Kemitraan
Langkah selanjutnya adalah dengan membangun sistem pemasaran dan kemitraan dengan berbagai pihak. Agar daya tarik dan produk wisata bisa sampai ke calon wisatawan.
Anda bisa mempelajari teori-teori pemasaran yang banyak tersedia di internet.
Dan jangan lupa untuk membangun kemitraan. Sinergi dengan unsur-unsur pentahelix yang ada di desa, kecamatan, kabupaten, atau provinsi.
10. Monitoring dan Evaluasi
Langkah terakhir yang juga penting adalah monitoring dan evaluasi.
Lembaga desa wisata harus rajin memonitor perkembangan wisata di desanya. Baik itu jumlah kunjungan, kualitas fasilitas pendukung, kualitas SDM, kondisi homestay, harga paket wisata, dan lainnya.
Evaluasi apakah semuanya berjalan lancar atau memerlukan perubahan. Jika memerlukan adanya perubahan, bisa ulangi langkah-langkah di atas.
Nikmati semua prosesnya.
Kesimpulan
Merintis dan mengembangkan untuk memajukan pariwisata di desa memang memerlukan langkah-langkah yang tepat, disesuaikan dengan kondisi desa.
Perlu pengetahuan dan inovasi agar desanya bisa semakin berkembang, perekonomian meningkat, masyarakatnya sejahtera.
Baca juga:
* Apa Itu Wisata Minat Khusus?
Jangan melupakan pentingnya kelangsungan wisatanya itu sendiri dan kelangsungan berbagai unsur di dalamnya. Baik itu alam, lingkungan, budaya, dan sebagainya.
Semoga artikel yang membahas apa itu desa wisata, pengertian, syarat, dan contohnya ini bisa bermanfaat.